Rabu, 19 September 2012

Tahukah Anda: Spidol lebih berbahaya dari Kapur tulis???

Sebelum launching ATK dibulan oktober 2012, Kami bermaksud menginformasikan hal-hal positif produk yang baik digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Taukah Anda, spidol lebih berbahaya dari kapur tulis??

Zaman sekarang sekolah-sekolah tampaknya lebih memilih untuk menggunakan spidol dan papan tulis putih (whiteboard) ketimbang kapur tulis yang berdebu. Tapi tahukah Anda bahwa kapur tulis lebih aman ketimbang spidol?

Kapur tulis sudah sangat jarang digunakan di sekolah-sekolah yang ada di perkotaan, meski masih banyak digunakan di sekolah yang ada di pedesaan karena harganya yang lebih murah. Kapur tulis sering dianggap kotor dan berdebu, juga dianggap dapat membahayakan kesehatan.

Namun pada dasarnya bahan dasar kapur tulis tidaklah beracun. Kapur tulis standar yang digunakan di kelas pada umumnya terbuat dari kalsium karbonat, yaitu bentuk olahan dari batu kapur alam, seperti dilansir Educationinsight, Jumat (18/2/2011).

Memang untuk beberapa orang yang menderita asma atau masalah pernapasan seperti batuk, debu dari kapur tulis bisa menjadi alergen atau pemicu kambuhnya penyakit, yang ditandai dengan gejala batuk, mengi, sesak dada dan sesak napas.

Hal ini karena partikel kapur tulis yang tergolong besar (sehingga masih terlihat beterbangan di ruangan) tersaring oleh filter pertama pada sistem pernapasan manusia, yaitu bulu hidung.

Partikel kapur tulis tersebut tidak masuk ke dalam paru-paru namun tertahan oleh bulu hidung, sehingga untuk beberapa orang debu kapur tulis bisa menyebabkan reaksi bersin dan batuk.

Sedangkan spidol yang dianggap bersih, tak berdebu dan aman ternyata mengandung bahan kimia yang disebut xylene, yaitu bahan kimia yang menimbulkan aroma khas pada spidol dan juga banyak digunakan pada cat, thinner dan pernis.

Xylene adalah bahan kimia beracun yang ditemukan pada banyak barang-barang rumah tangga. Bahan kimia ini merupakan salah satu dari 30 bahan kimia yang diproduksi di Amerika Serikat.

Partikelnya yang kecil paling mungkin memasuki tubuh ketika dihirup. Menghirup racun dalam spidol dapat memiliki efek jangka pendek dan jangka panjang. Bahan kimia ini dapat menimbulkan gejala inhalasi mirip ketika orang menggunakan obat penenang atau alkohol, yang efeknya bisa bertahan hingga 15 sampai 45 menit.

Dari hasil studi yang dikutip dari Toxicological Profile for Xylene, Agency for Toxic Substances and Disease Registry, efek jangka pendek dari xylene bisa mengganggu pernapasan, pusing, sakit kepala dan kehilangan memori jangka pendek.

Sedangkan efek jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan otak permanen dan kerusakan hati, ginjal dan sistem saraf pusat.

Beberapa merek spidol juga mengandung propyl alcohol yang tidak terlalu beracun tetapi dapat mengiritasi mata, hidung dan tenggorokan.

Untuk mengatasi bahaya tersebut, sebaiknya jangan gunakan spidol dengan jarak dekat atau dalam jangka waktu yang lama. Juga jangan dengan sengaja menghirup spidol dan batasi penggunaannya.

Ventilasi ruangan yang baik, segera mencuci tangan dan sering-sering bernapas dalam udara yang segar dapat mengurangi dampak dan bahaya dari debu kapur tulis dan juga partikel spidol.
-detik.com-

Penghapus yang terbebas dari Racun

Dibulan oktober 2012, kami akan melaunchingkan produk ATK yang
disupport juga dengan produk-produk terbaik dari Faber castell. 
Dan tidak hanya itu saja, banyak produk terbaik lainnya. 
Namun ditema saat ini Kami mencoba membagi informasi 
terbaik bagi Costomer agar tidak salah pilih dalam membeli produk ATK. 

Pada saat ini, berbagai macam penghapus yang dijual di pasar pada 
umumnya masih menggunakan  phthalate sebagai salah satu bahan
 baku. Phthalate ini berfungsi sebagai bahan campuran penghapus 
agar penghapus menjadi empuk dan lembut. Selain sebagai bahan 
campuran penghapus, phthalate lazim digunakan sebagai campuran 
dalam industri plastik agar plastik mudah dibentuk, akan tetapi
 phthalate ini mempunyai sisi negatif karena dikategorikan
 sebagai zat yang beracun sehingga sangat berbahaya jika
 masuk kedalam tubuh dalam jumlah yang berlebihan.

Para ilmuwan menemukan bahwa manusia yang seringkali 
berhubungan dengan phthalate akan mengalami 
 keterlambatan pubertas. Sedangkan pengaruh berkepanjangan 
phthalate bagi ibu hamil adalah dapat mengakibatkan 
keguguran dan komplikasi pada kehamilan. Selain itu, 
phthalate juga dapatmemicu kanker (karsinogenik), 
 gangguan sistem saraf, liver, dan gangguan sistem 
reproduktivitas.Komisi Uni Eropa pun telah 
menyatakan bahwa phthalate termasuk dalam barang-barang 
berbahaya. dan phthlate sendiri telah diklasifikasikan sebagai
 racun dan selanjutnya, bahan plastik yang menggunakan
 phthalate dilarang untuk material semua mainan dan alat tulis
 di pasar Uni Eropa.

Menindaklanjuti larangan Komisi Eropa tersebut, Faber-Castell
 Malaysia sebagai pabrik yang khusus memproduksi penghapus
 (pabrik penghapus terbesar di dunia) melakukan riset untuk 
 mencari bahan pengganti phthalate bersama dengan Shimadzu-
UMMC Center for Xenobiotics Studies (SUCXeS), Fakultas 
Kedokteran Universitas Malaya di Kuala Lumpur, Malaysia 
pada bulan September 2006. Akhirnya mereka menemukan
 bahwa salah satu turunan minyak nabati mempunyai efek 
yang sama dengan phthalate saat ini seluruh penghapus 
Faber-Castell sudah bebas dari phthalate.

Untuk memastikan agar penghapus Faber-Castell yang 
didistribusikan di Indonesia juga merupakan penghapus 
 yang bebas phthalate, maka Faber-Castell International 
Indonesia bekerjasama dengan Lembaga Ilmu 
Pengetahuan Indonesia mengadakan penelitian 
tentang keamanan dari penghapus Faber-Castell. Hasil 
dari penelitian yang dilakukan oleh LIPI membuktikan 
bahwa Penghapus Faber-Castell tidak mengandung phthalate
 yang telah diklarifikasikan racun oleh Komisi Uni Eropa.

Untuk lebih jelasnya, informasi tentang apa phthalate 
itu sebenarnya, Faber-Castell mengadakan interview 
 dengan Dr. Eng. Agus Haryono, Division of Sciences
 and Technology Services, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, (LIPI).
- Apakah Phthalate itu?
Phthlate itu adalah plasticizer atau zat pelentur plastic.

- Phthalate biasanya digunakan dan terdapat pada produk apa saja?
Sebagian besar produk phthalate digunakan pada plastic
 dari jenis resin vinyl, termasuk PVC (polivinil klorida).
 Produk-produk PVC yang menggunakan phthalate sebagai 
plasticizer antara lain kemasan makanan, cling wrap,
 mainan anak-anak sampai peralatan medis seperti selang infuse dan kantong darah.

Adakah manfaat dari Phthalate itu sendiri? Jika ada apakah manfaatnya yang dapat terkandung dalam Phthalate?
Manfaat penggunaan phthalate adalah sebagai bahan pelentur plastic (plasticizer). Dengan penambahan plasticizer ini maka plastic (yang memiliki bahan dasar polimer, bersifat rigid dan kaku), akan memiliki sifat plastis dan mudah dibentuk. Penambahan plasticizer juga akan menurunkan suhu proses pembuatan produk, yang artinya adalah bisa menurunkan konsumsi energi dan menghindari resiko kerusakan produk karena prosesnya bisa dilakukan pada suhu yang lebih rendah.


- Adakah efek negatif yang ditimbulkan oleh Phthlate? 
Jika ada, apakah efek negatif-nya?
Menurut penelitian ada potensi mingrasi phthalate
 dari plastic/resin jika plastic tersebut digunakan tidak pada 
tempatnya. Mainan anak-anak yang mengandung
 phthalate juga berpotensi termigrasi ketubuh 
anak-anak jika anak-anak menggigit-gigit mainan tersebut.
 Jika phthalate telah termigrasi ke tubuh manusia maka
 ada kemungkinan munculnya penyakit-penyakit seperti 
kanker (karsinogenik), gangguan system syaraf, liver,
 dan gangguan system reproduktivitas.

- Adakah zat berbahaya yang terkandung dalam Phthalate?
 Jika ada, apakah nama zat berbahaya tersebut?
Senyawa phthalate yang paling banyak digunakan 
(hampir lebih dari 70%) pada plastik jenis vinyl adalah
 dioctyl phthalate (DOP) atau bisa disebut juga dengan 
2-diethyl hexyl phthalate (DEHP).

- Pernahkan bapak menemukan kasus tentang
 penggunaan Phthalate yang berlebihan yang 
menyebabkan efek negatif terhadap penggunanya? 
Jika ada, mohon bapak ceritakan kepada kami.
Sampai saat ini penelitian tentang efek negative 
phthalate terhadap kesehatan baru pada tahap 
uji ke binatang dan hasilnya bahwa phthalate 
memang toxicology pada binatang tersebut,
 phthalate memang memiliki efek negative 
berupa karsinogen, mutagen, reproductive effector 
dan penyebab gangguan-gangguan lain seperti system
 syaraf dan liver. Karena belum ada bukti langsung 
efek negatifnya terhadap manusia, maka disebagian 
besar negara didunia belum melarang total penggunaan phthalate.

- Apakah di Indonesia sendiri telah dilakukan
 penelitian tentang bahaya Phthalate?
Indonesiamasih belum melakukan penelitian 
tentang bahaya phthalate. Yang pernah dilakukan
 HPI (Himpunan Polimer Indonesia) adalah 
 melakukan penelitian seberapa jauh proses
 migrasi phthalate pada plastic vinyl resin.

- Sebuah penghapus juga menggunakan Phthlate
 sebagai bahan baku utama, berdasarkan keputusan
 dari Komisi Eropa yang menyatakan bahwa melarang 
penggunaan Phthalate, karena Phthalate sendiri telah 
diklarifikasikan sebagai racun. Tentunya hal tersebut 
sangat berbahaya bagi anak-anak yang merupakan 
pengguna utama dari penghapus. Bagaimana pendapat
 bapak tentang hal ini?
Di Indonesia sendiri karena belum ada korban, maka
 belum adanya pula larangan tentang penggunaan phthalate i
ni. Seperti yang kita ketahui Indonesia lebih menganut
 paham seperti yang diberlakukan di Amerika, yaitu
 paham dimana akan melakukan sesuatu jika ada
 jatuhnya korban. Berbeda dengan yang dilakukan Pemerintah 
Uni Eropa, paham yang mereka anut itu mengarah kepada
 tindakan pencegahan sebelum terjadi sesuatu hal yang 
buruk. Sehingga penggunaan phthalate yang mempunyai sifat 
racun didalamnya telah diklarifikasikan sebagai racun dan berbahaya.

Setelah mengadakan penelitian kini terbukti sudah Penghapus
 Faber-Castell bebas dari Phthlate (racun), maka terbukti sudah
penghapus Faber-Castell bebas dari Phthalate (racun). Faber-Castell
 mengeluarkan rangkaian baru dan lengkap dari penghapus bebas
 phthalate.So, cari stationery.tokotata.com

                                                                                    http://www.faber-castell.co.id